COP29: Fokus pada Pendanaan Iklim untuk Mengatasi Krisis Global

Konferensi Perubahan Iklim PBB, atau Conference of the Parties (COP), kembali digelar pada 11-22 November 2024 di Baku, Azerbaijan. Diikuti oleh pemimpin negara, ilmuwan, dan aktivis lingkungan, COP29 kali ini akan membahas berbagai upaya global untuk mengatasi krisis iklim yang semakin mendesak. Sejak pertama kali diselenggarakan pada 1995, tujuan utama COP adalah mencari solusi terhadap pemanasan global dan dampak perubahan iklim, yang kini semakin nyata dirasakan di seluruh dunia, dilansir dari Magdalene.

Salah satu isu utama dalam COP29 adalah climate finance atau pendanaan iklim. Tema ini sangat relevan, mengingat kebutuhan mendesak untuk mendanai upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, terutama bagi negara-negara dengan ekonomi lebih rendah. Pendanaan tersebut akan sangat membantu dalam melindungi masyarakat yang paling terdampak perubahan iklim, seperti di Indonesia, yang pada bulan Oktober 2024 mengalami suhu ekstrem mencapai 37-38 derajat Celsius. Suhu panas ini, selain dipicu oleh fenomena El Niño, juga akibat peningkatan emisi gas rumah kaca, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil yang meningkatkan radiasi panas dari matahari, dilansir dari Magdalene.

Indonesia sendiri telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Dikutip dari Mongabay, Pada 2030, negara ini menargetkan penurunan emisi sebesar 31,89 persen dengan upaya sendiri dan 43,2 persen dengan dukungan internasional. Sementara pada 2060, Indonesia berkomitmen untuk mencapai net zero emissions. Namun, pencapaian target tersebut membutuhkan dukungan yang signifikan, terutama dari negara-negara kaya yang merupakan penghasil emisi terbesar.

Di COP29, para peserta sepakat untuk memperkuat pembiayaan iklim dengan fokus pada negara-negara berkembang. Salah satu langkah penting yang disepakati adalah pembentukan standar pasar karbon internasional. Standar ini bertujuan untuk mempermudah negara-negara berkembang dalam membeli kredit karbon dari negara-negara kaya, guna mendanai proyek-proyek mitigasi emisi. Kredit karbon ini diperoleh melalui kegiatan yang mengurangi atau menghindari emisi, seperti penanaman pohon, perlindungan hutan, atau penggantian energi fosil dengan energi terbarukan, dikutip dari Bloomberg.

Pasar karbon yang dioperasikan oleh PBB ini bertujuan untuk membantu negara-negara penghasil emisi besar mencapai target iklim mereka dengan membeli kredit dari negara yang sudah berhasil mengurangi emisi lebih banyak dari yang dijanjikan. Seiring dengan itu, COP29 juga menandai komitmen bank-bank pembangunan utama untuk meningkatkan pendanaan iklim. Bank Dunia, misalnya, akan meningkatkan pembiayaan iklim hingga US$120 miliar pada 2030, yang merupakan kenaikan 60% dibandingkan dengan angka pembiayaan pada tahun 2023, mengutip Katadata. Komitmen ini penting bagi negara-negara berkembang yang sedang berjuang melawan dampak perubahan iklim. Indonesia, misalnya, berhasil meraih pendanaan hijau sebesar €1,2 miliar (sekitar Rp20,18 triliun) untuk pengembangan energi bersih. Dilansir dari Cakrawala, Dana ini akan digunakan untuk membangun infrastruktur energi terbarukan, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pumped Storage, dan transmisi listrik yang menghubungkan pembangkit hijau.

Pendanaan hijau seperti ini sangat dibutuhkan untuk transisi menuju energi bersih dan untuk memperkuat ketahanan terhadap dampak perubahan iklim. Dilansir dari Antaranews, pemerintah Indonesia, melalui utusan khusus presiden Hashim Djojohadikusumo, berkomitmen untuk mempercepat transisi energi. Dalam 15 tahun mendatang, Indonesia menargetkan peningkatan kapasitas pembangkit energi terbarukan sebesar 75% dari total penambahan kapasitas listrik 100 gigawatt (GW).

Perkembangan Terkini COP29

Hingga saat ini, COP29 masih berlangsung dan telah menghasilkan beberapa keputusan penting. Salah satunya adalah kesepakatan untuk menciptakan pasar karbon internasional yang akan membantu negara-negara untuk melaksanakan rencana iklim mereka dengan lebih cepat dan efisien. Sekretaris Eksekutif Perubahan Iklim PBB, Simon Stiell, mengungkapkan bahwa pasar karbon yang disepakati di COP29 akan memfasilitasi negara-negara berkembang dalam membeli kredit karbon untuk proyek-proyek mitigasi emisi.

Di sisi lain, negara-negara industri kaya juga telah berjanji untuk meningkatkan dukungannya kepada negara-negara berkembang yang paling terdampak pemanasan global. Salah satu bukti komitmen tersebut adalah keputusan Bank Dunia dan lembaga keuangan internasional lainnya untuk meningkatkan pembiayaan iklim hingga mencapai angka US$120 miliar pada 2030. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan dengan pembiayaan yang diberikan pada tahun 2023, yang hanya sekitar setengahnya.

Secara keseluruhan, COP29 di Baku menandai langkah penting dalam memperkuat kerja sama internasional untuk menangani perubahan iklim. Pembiayaan iklim yang lebih besar, kesepakatan pasar karbon internasional, dan komitmen negara-negara kaya untuk mendukung negara-negara berkembang adalah langkah-langkah strategis yang akan membantu dunia mengatasi krisis iklim yang semakin mendalam. Ke depannya, keberhasilan konferensi ini akan bergantung pada sejauh mana negara-negara dapat mewujudkan komitmen mereka dan bekerja sama untuk mencapai target pengurangan emisi global.

Sumber:

Ainger, J. (2024, November 11). COP29: Negotiators Agree on Some Rules for Global Carbon Market. Bloomberg.com; Bloomberg. https://www.bloomberg.com/news/articles/2024-11-11/cop29-negotiators-agree-on-some-rules-for-global-carbon-market. Accessed November 19, 2024.

Ayudiana, S. (2024, November 15). RI kantongi pendanaan hijau Rp20,15 triliun untuk sektor kelistrikan. Antara News; ANTARA. https://www.antaranews.com/berita/4468097/ri-kantongi-pendanaan-hijau-rp2015-triliun-untuk-sektor-kelistrikan. Accessed November 19, 2024.

Gracia, A. (2024, November 13). Apa itu COP29: Pendanaan Iklim dan Dampaknya buat Perempuan. Magdalene.co. https://magdalene.co/story/fakta-tentang-cop-29/#google_vignette. Accessed 19 November 2024.

Rahmadi R. (2024, November 14). COP29: Fakta Menarik Konferensi Perubahan Iklim di Azerbaijan. Mongabay.co.id. https://www.mongabay.co.id/2024/11/14/cop29-fakta-menarik-konferensi-perubahan-iklim-di-azerbaijan/. Accessed November 19, 2024.

Sjafari, I. (2024, November 19). COP29, Indonesia Raih Pendanaan Rp20,1 Triliun untuk Energi Bersih – Cakrawala. COP29, Indonesia Raih Pendanaan Rp20,1 Triliun Untuk Energi Bersih – Cakrawala; Cakrawala. https://www.cakrawala.co/lingkungan/77513977930/cop29-indonesia-raih-pendanaan-rp201-triliun-untuk-energi-bersih#google_vignette. Accessed November 19, 2024.

Widowati, H. (2024, November 13). Di COP29, Bank-bank Pembangunan Sepakat Naikkan Pembiayaan Iklim. Katadata.co.id. https://katadata.co.id/ekonomi-hijau/ekonomi-sirkular/6734abedb80a0/di-cop29-bank-bank-pembangunan-sepakat-naikkan-pembiayaan-iklim. Accessed November 19, 2024.

Penulis: Krisna Angga Dewi

Volunteer