7 Kiat Menuju Galungan Minim Plastik

Sudah lama sekali saya memperhatikan, kemasan plastik itu terlalu masuk ke ranah spiritual kita. Lihat saja saat bersembahyang ke pura misalnya, canang-canang terbungkus plastik. Bahkan hingga sesajen yang kita haturkan memuat buah-buahan dan jajan-jajan yang juga dikemas oleh plastik. 

Saya paham, ketergantungan ini berawal dari keinginan agar sarana upacara tidak basah oleh hujan. Hingga tanpa sadar, kita menjadi terlalu nyaman dan lupa bahwa kita tidak perlu menggunakan kemasan plastik sebanyak itu. 

Kali ini saya ingin membagikan 7 kiat-kiat yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai. Ada kepercayaan angka 7 itu adalah angka yang membawa keberuntungan dan pertolongan. Semoga kiat-kiat ini bisa menjadi penolongmu untuk melepaskan diri dari jeratan penggunaan plastik sekali pakai yang berlebihan. Nah, karena Hari Raya Galungan identik dengan buah-buahan, maka saya mau menyampaikan sebuah pantun, buah jambu, buah kesemak, yuk kita simak.

  1. Membuat Penjor dari bahan alami

Penjor adalah salah satu ornamen yang wajib ada di hari Galungan. Penjor dipasang sehari sebelum hari raya Galungan. Penjor menyimbolkan ungkapan rasa terima kasih atas kemakmuran dan kesejahteraan. Penjor terbuat dari bambu yang dihias dengan hasil bumi. Beberapa tahun ke belakang, penjor yang dipasang juga menonjolkan sisi estetika. Usai digunakan, penjor beserta ornamennya akan dibakar sebelum akhirnya ditabur atau dikubur di halaman rumah. Masalah timbul ketika penjor tersebut menggunakan styrofoam dan tali plastik. Saat pembakaran penjor, styrofoam dan tali plastik akan mengeluarkan zat dioksin yang berbahaya bagi pernapasan. Oleh karena itu, sebaiknya gunakan kembali tali dari bambu atau lidi janur untuk mengikat ornamen penjor seperti sebelum muncul tali plastik. 

2. Ngejot Makanan Menggunakan Besek Bambu

Ngejot dapat diartikan sebagai membagikan olahan makanan kepada tetangga atau teman yang tidak merayakan Galungan sebagai bentuk toleransi. Ngejot biasa dilakukan dua atau tiga hari menjelang Galungan. Alternatifnya, daripada membungkus dengan kantong plastik, kamu bisa menggunakan besek (terbuat dari bambu) sebagai tempat makanan yang akan kamu bagikan. Gunakanlah toples kaca ketika kamu membungkus kue kering. Kamu juga dapat mengganti kertas minyak yang kamu pakai sebagai alas dengan daun pisang.

3. Haturkan Sesajen Favorit Keluarga

Masyarakat Hindu di Bali selalu menghaturkan sesajen di Hari Galungan. Alangkah baiknya jika kamu menghaturkan sesajen menggunakan buah atau jajan yang memang disukai oleh anggota keluargamu. Ini penting dilakukan untuk mencegah buah atau jajan itu berakhir di tempat sampah. Kenalkanlah buah lokal dan jajan tradisional ke anggota keluargamu sejak dini. Kemudian berbelanjalah di pasar terdekat untuk mengurangi jejak karbon alat transportasi. Kamu juga dapat mengolah buah yang sudah kamu haturkan menjadi kue atau selai, sisanya kamu berikan sebagai pakan ternak.

4. Bungkus Sarana Persembahyangan dengan Menggunakan Keben

Pada hari Galungan, kamu akan sembahyang ke pura-pura. Bawalah canang dan sarana persembahyanganmu yang lain dengan menggunakan keben. Bawalah toples kaca sebagai tempat tirta. Gunakanlah dupa yang tidak menggunakan plastik sebagai kemasan dupa. Bungkus keben menggunakan kain, pasti terlihat lebih cantik dibanding plastik.

5. Sajikan Makanan dalam Toples Besar

Seusai melakukan persembahyangan, masyarakat Hindu di Bali biasanya akan mengunjungi sanak saudaranya. Oleh karena itu, persiapkanlah makanan ringan dalam suatu toples besar, ketimbang kamu mengemas satu per satu kue tersebut ke dalam plastik bening. Terbayangkah kamu mengemas kue-kue itu ke dalam plastik kecil, lalu dalam waktu kurang dari 5 menit, plastik itu akan dirobek dan dibuang? Lalu, sajikan minuman menggunakan gelas kaca atau cangkir.

6. Padu Padankanlah Pakaianmu untuk Hari Galungan

Tidak ada aturan khusus untuk membeli pakaian baru setiap hari raya. Lebih baik kamu coba padu padankan pakaian lamamu dengan aksesoris yang menarik. Ini penting dilakukan untuk mencegah semakin banyaknya sampah tekstil. Ingat di hari raya kamu akan bersembahyang bukan hendak memamerkan pakaian barumu.

7. Bagikan THR secara Digital

Jika kamu hendak membagikan uang hari raya untuk keponakan-keponakanmu. Kamu dapat memberikannya berupa ebook, voucher belanja, pulsa, kuota internet, voucher kursus, biaya berlangganan Netflix selama setahun. Sebelum memberikan THR, kamu juga bisa bertanya terlebih dahulu apa yang diperlukan keponakanmu. Hal ini dilakukan untuk mencegah barang menjadi tidak berguna.

Selalu ingat, pilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat kamu olah menjadi pupuk kompos. Sedangkan, sampah anorganik, ada yang bisa dijual dan dibuang ke tempat pembuangan akhir. Mari gunakan momentum Hari Kemenangan Dharma melawan Adharma ini untuk menang melawan plastik sekali pakai.

Penulis: Ni Luh Sri Junantari

PlastikDetox Coordinator