Berkolaborasi bersama Dietplastik, PlastikDetox serangkaian acara Festival PlastikDetox 2024 dengan menyelenggarakan seminar Merajut Tren Kemasan Guna Ulang untuk Bumi dengan tema besar “Innovating Packaging, Inspiring Sustainability”. Seminar ini dilaksanakan pada Rabu, 21 Agustus 2024 di Hotel Abisha Sanur dengan menghadirkan enam orang pembicara dari pelaku usaha, pemerintah, akademisi, serta organisasi lingkungan.
Seminar dihadiri oleh 52 peserta yang hadir tatap muka dan 61 orang yang hadir via Zoom Meeting. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kemasan guna ulang, menginspirasi pelaku usaha untuk berinovasi dalam menciptakan produk kemasan yang ramah lingkungan, serta mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang mendukung penggunaan kemasan berkelanjutan.
Acara seminar diawali dengan sambutan dari Arielle Sobhani, Second Secretary for Political and Public Affairs Embassy of Canada. Hadir via Zoom Meeting, Arielle Sobhani memberikan inspirasi kepada para peserta terkait upaya Pemerintah Kanada dalam mengarusutamakan guna ulang sebagai solusi utama dalam permasalahan polusi plastik.
Sesi pertama yang diberi tajuk “Praktik Baik Bisnis Guna Ulang”,menghadirkan Bali Buda sebagai pelaku usaha yang juga merupakan anggota PlastikDetox. Bali Buda menjabarkan berbagai upaya yang telah dilakukan sejak 10 tahun terakhir untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di restoran yang juga toko makanan sehat, termasuk upaya Bali Buda dalam menjual produk curahan. Bali Buda yang diwakili oleh Manajer Retail Nurlaila, tidak hanya menjelaskan berbagai upaya, tetapi juga tantangan-tantangan yang dihadapi dalam menjalankan usaha ramah lingkungan.
“Meskipun dengan tantangan yang kami hadapi, melihat tren yang optimis dalam adanya kemasan guna ulang kami tetap konsisten. Selama tetap tekun, memberi contoh, tetap optimis bahwa (kita) bisa beralih kepada tren guna ulang,” ujar Nurlaila di akhir pemaparannya.
Pada sesi yang sama, pembicara kedua hadir dari sisi akademisi. PlastikDetox mendatangkan Dosen Desain Komunikasi Visual (DKV) dari IDB Bali yaitu Ari Rimbawan, S.Ds., M.Sn., ACP. Ari memaparkan desain kemasan guna ulang yang tetap trendi dan ramah lingkungan. Ari menekankan bahwa pendekatan yang kreatif, berkelanjutan dan strategis, bisa menciptakan solusi kemasan yang tidak hanya menarik secara visual tetapi juga memiliki dampak positif bagi planet kita.
Terakhir dari sesi pertama, Alner sebagai start up dihadirkan dalam memberikan materi terkait kontribusi start up dalam menerapkan produk isi ulang dengan kemasan guna ulang. Bintang Ekananda selaku CEO Alner menceritakan kolaborasi antara Alner dengan warung, bank sampah, hingga peer-to peer agent dalam mendistribusikan produk kebutuhan rumah tangga, kebutuhan pribadi hingga kebutuhan usaha dengan skema isi ulang. Alner menyalurkan produk dari berbagai brand mulai dari brand industri hingga brand lokal. Menurut Bintang, ada 4 poin yang mereka pelajari dari kemasan guna ulang yaitu kemudahan pencucian, memunculkan keunikan brand di kemasan, harga yang terjangkau dan mudah ditemukan, hingga pemberian insentif untuk menarik perhatian pelanggan.
Sesi kedua seminar diberi tajuk “Peran Pemerintah dalam Ekosistem Guna Ulang”, menghadirkan pemerintah sebagai regulator dan organisasi lingkungan sebagai advokator. UPT Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Denpasar menjadi pembicara pertama di sesi ini.
“Masalah kemasan adalah tanggung jawab produsen. Sebagai pemerintah, kita tidak bisa jalan sendiri. Seluruh pihat harus ikut terlibat. Sasaran utama kami (pemerintah) adalah sekolah sebagai sarana edukasi dengan target efeknya 10 hingga 20 tahun ke depan,” ujar Victor Andika, Kepala UPT Pengelolaan Sampah Kota Denpasar.
PlastikDetox juga menghadirkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jakarta yang diwakili oleh M. Adib Awaludin sebagai Kasi Pengurangan Sampah DLH Provinsi DKI Jakarta dalam menjelaskan penerapan regulasi yang mendukung ekosistem guna ulang.
“Selain dari larangan-larangan, kami juga memberikan alternatif solusi. Salah satu upayanya adalah dengan berkolaborasi dengan mendukung ekosistem guna ulang. Kita mendukung ekosistem guna ulang dengan reuse dan refill. Kami tentu tidak dapat berjalan sendiri, kami membentuk satu wadah kolaborasi dengan istilah KSBD, Kolaborasi Sosial Berskala Besar,” tegas Adib kepada peserta seminar.
Terakhir, PlastikDetox turut mengundang Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup Bali untuk memberikan gambaran terkait advokasi kebijakan tentang ekosistem guna ulang. PPLH Bali yang diwakili oleh Catur Yuda Hariyani sebagai Direkturnya, menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan PPLH Bali melalui pendidikan sebagai pintu utamanya.
“Banyak kami melakukan edukasi, saat ini terutama. Kami bekerja sama dengan guru-guru melalui sekolah, paling tidak membiasakan mereka untuk mengurangi empat hal, satu mengurangi kresek, sedotan, styrofoam yang diganti dengan kotak makan, dan yang keempat adalah sachet. Kami terus keliling di Provinsi Bali,” ujar Catur dalam upaya kampanye guna ulang dari PPLH Bali di sekolah-sekolah.
Di sisi lain, tidak hanya menghadiri pembicara dari berbagai ranah, seminar PlastikDetox kali ini turut mengundang peserta dari berbagai kalangan serta latar belakang. Sesi diskusi berlangsung sangat seru, mulai dari sesi diskusi pertama hingga yang kedua, peserta tidak hanya bertanya kepada para narasumber tetapi turut serta berbagi pengalamannya. Pada sesi pertama, salah seorang peserta dari organisasi Trash Hero Indonesia bertanya kepada Alner terkait dengan faktor yang mampu menggaet UMKM dalam bergabung menjadi jejaring Alner menjual produk guna ulang yang diikuti dengan pertanyaan seputar perbedaan keuntungan antara produk kemasan guna ulang atau yang konvensional. Sesi kedua tidak kalah seru, pertanyaan hadir dari peserta secara online terkait monitoring dan evaluasi oleh pemerintah terhadap kebijakan pengurangan plastik sekali pakai.
Seminar ditutup dengan harapan bahwa setiap pihak mulai dari masyarakat umum sebagai konsumen, pengusaha sebagai produsen, pemerintah sebagai regulator, serta organisasi lingkungan sebagai advokator, tetap menjalankan perannya masing untuk mendukung terwujudnya ekosistem kemasan guna ulang.
Setiap pihak tidak dapat berjalan sendirian, oleh karenanya seminar ini diharapkan mampu memberikan gambaran serta solusi terhadap upaya yang dapat dilakukan dalam membangun tren guna ulang.
Penulis: Kein Surung